Aku seperti sebuah stasiun yang tak pernah tidur. Setiap hari ada langkah baru datang dan pergi, membawa cerita yang berbeda—tawa, tangis, pertemuan, dan perpisahan. Aku berdiri di tengah arus waktu, menyambut yang tiba dengan hangat, meski tahu suatu saat mereka akan beranjak pergi. Di antara deru kereta dan gema pengumuman, aku belajar arti sabar dan ikhlas. Tidak semua yang singgah ditakdirkan tinggal, dan tidak semua kepergian berarti kehilangan. Aku belajar mencintai setiap jejak yang tertinggal, sebab dari sanalah aku tumbuh—menjadi tempat yang penuh kenangan, meski sering dilalui tanpa disadari. Aku bukan tujuan, tapi aku selalu ada di setiap perjalanan.